" Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan. " (Amsal 21:21)
Pada akhir abad 19 lalu di sebuah gereja yang tidak terlalu besar namun penuh sesak, seorang gadis kecil berpakaian sedikit lusuh berdiri di depan pintu masuk gereja tersebut berusaha mendapatkan bagian tempat duduk agar dapat mengikuti ibadah anak-anak yang sedang berlangsung. Ditangannya yang mungil ia memegang beberapa buah buku Sekolah Minggu.
Di tengah kerumunan orang-orang yang akan mengikuti ibadah, gadis kecil ini terlihat ragu-ragu apakah akan menunggu atau harus pulang ke rumah, karena mungkin ia tidak lagi bisa mendapat bagian tempat duduk untuk mengikuti ibadah Sekolah Minggu di hari itu. Gereja kecil tempatnya beribadah memang belum mampu memiliki fasilitias yang cukup memadai untuk menampung banyaknya jemaat yang hadir serta anak-anak Sekolah Minggu yang datang beribadah. Beberapa saat kemudian seorang Pendeta yang kebetulan melihat gadis kecil itu sedang dalam kebingungan lalu merangkul tangannya, mengangkatnya kebahunya dan menggendongnya melewati kerumunan orang banyak menuju ruang Sekolah Minggu serta memberinya tempat duduk. Gadis kecil dan lugu itu begitu gembira karena akhirnya di hari Minggu itu ia bisa mengikuti ibadah Sekolah Minggu yang selalu dinantikannya.
Keesokan harinya Pendeta itu lalu berkunjung ke rumah gadis kecil tersebut yang terletak tidak jauh dari lokasi gereja dimana ia dan keluarganya berbakti. Ketika Pendeta ini berjumpa dengan gadis kecil di Sekolah Minggu tersebut ia lalu menyapanya dan berkata :
“Kita akan segera memiliki ruang sekolah Minggu yang lebih besar.”
“Aku harap itu tidak akan begitu sesak lagi sehingga aku tidak akan takut lagi untuk pergi kesana sendirian.” jawab gadis kecil itu pada Pendetanya.
"Ketika kita mendapatkan uang untuk mendirikan gedung sekolah, kita akan membangun satu yang cukup besar untuk mendapatkan semua anak-anak kecil, dan kita akan mulai segera untuk mengumpulkan uang untuk itu ". Kata Pendeta itu menjelaskan rencana besarnya.
Beberapa waktu kemudian hal yang mengejutkan terjadi. Kedua orang tua gadis kecil tersebut datang tergesa-gesa menemui sang Pendeta dengan menyampaikan kabar bahwa anak kesayangan mereka sedang mengalami sakit keras di rumah, dan mereka meminta sang Pendeta untuk mendoakan kesembuhan gadis kecilnya. Dengan segera Pendeta itu lalu berlari menyusuri jalan untuk melihat keadaan gadis kecil yang pernah digendongnya di Sekolah Minggu beberapa waktu lalu. Namun sayang, nyawanya tak tertolong. Gadis kecil itu meninggal dunia. Saat pemakaman dilangsungkan ibu gadis kecil itu lalu memberikan sesuatu pada Pendeta tersebut sebagai pemberian dari gadis kecilnya. Sesuatu yang membuat Pendeta ini sangat terharu adalah ketika ia menerima sumbangan sebesar 57 cent dalam sebuah tas anak-anak hasil tabungan dari gadis kecil tersebut sebelum ia meninggal dunia sebagai wujud kerinduannya untuk membantu gerejanya membangun sebuah gedung Sekolah Minggu yang baru.
Dengan penuh keharuan Pendeta tersebut lalu membawa uang 57 cent pemberian gadis kecil itu ke gereja dan dengan penuh keyakinan ia menyatakan imannya pada para pengurus gereja,
“Kita telah memiliki karunia pertama menuju gedung Sekolah Minggu yang baru.” “Hattie May Wiatt, yang telah pergi ke Dunia Cemerlang, telah meninggalkan hadiahnya ke arah itu.”
Mulai saat itu pemberian 57 Cent dalam tas kecil dari Hattie May Wiatt, gadis kecil pecinta Sekolah Minggu tersebut telah menggugah hati banyak orang untuk terus memberi bagi pembangunan gerejanya dan ia telah memotivasi banyak pihak ikut menyumbangkan dana bagi tujuan mulia Hattie untuk membangun sebuah gedung Sekolah Minggu yang baru.
Hingga pada akhirnya gereja kecil Hattie May Wiatt yang tak mampu menampung banyaknya anak-anak Sekolah Minggu yang datang tersebut kemudian berubah menjadi gedung Gereja Temple Baptist Church dengan kapasitas lebih dari 3000 tempat duduk, dan dalam perkembangannya kemudian berdirilah Temple College (Kampus Sekolah Tinggi Teologia) serta Temple University Hospital (Rumah Sakit Gereja Temple Baptist) di Pennsylvania yang telah meluluskan ribuan pelajar Teologi dan mengobati ribuan orang sakit.
Dan untuk mengenang pemberian tulusnya, maka di Ruang Sekolah Minggu Temple Baptist Church di Pennsylvania, masih tergantung gambar manis wajah gadis kecil bernama Hattie May Wiatt, dan untuk menyatakan apa yang dapat Allah lakukan hanya dengan 57 Cent.
Mata Air Yang Segar
Sumber : The Story of Fifty Seven Cent. Teks Kotbah Pdt. Russell Conwell pada Jemaat Gereja Grace (Temple) Baptist tahun 1912.