Yehuda adalah seorang bocah kecil yang menjadi tumpuan dan harapan kedua orangtuanya. Namun harapan tersebut harus melewati deraian air mata.
"Ketika diimunisasi pada waktu itu, tepatnya imunisasi DBD, anak ini panas. Kemudian dokter memberikan suatu diagnosa yang membuat kami agak syok," demikian kenang Aristarkus, ayah Yehuda.
Sang ibu tidak habis pikir bagaimana anaknya bisa sakit jantung.
"Dokternya mengatakan, waktu dia perikasa jantungnya,'Bu, anak ibu ini sakit jantung. Ada bocor nih suara jantungnya' ," demikian tutur Hosiana, istri Aritarkus.
Hosiana pulang dengan berderai air mata, dan berseru kepada Tuhan atas musibah yang dialami oleh buah hatinya itu.
"Tuhan, masa anak saya sakit jantung... Masa anak saya bocor jantungnya... ngga mungkin.. ngga mungkin.."
Namun ternyata pencobaan yang dialami oleh keluarga Aristarkus tidak berhenti sampai disini saja. Belum juga Yehuda melewati masa-masa sulit itu, sebuah kejadian membuat keluarga tersebut sangat terpukul.
"Mama saya datang dari medan, dia hanya tujuh hari di Jakarta. Dua hari sakit, dia sempat muntah darah dirumah karena pecah pembuluh darahnya, kemudian meninggal. Saya menangis dan bertanya pada Tuhan, ‘anak saya sedang sakit, lalu kenapa mama saya Engkau panggil?' Saya merasa berat sekali," Aristarkus bercerita sambil menahan airmatanya.
Kesedihan dan ketakutan yang mendalam, sangat mereka rasakan. Dan bukan itu saja, keluarga ini harus menerima kenyataan bahwa Yehuda harus segera di operasi.
"Saya naik ke atas, dan berlutut disana, saya nangis, saya pegang tembok rumah sakit itu. Saya katakan, Yehuda engkau pasti hidup. Saya yakin karena saya sudah bilang sama Tuhan. Tuhan, kalau Tuhan enggak ambil dia, sampai dia harus di operasi, dia harus sembuh. Kalau Tuhan mau ambil dia, ambil sekarang sebelum dia di operasi. Tapi kalau dia harus di operasi, Tuhan harus sembuhkan dia."
Hosiana berdoa dan memperjuangkan kehidupan anaknya di hadapan Tuhan, namun saat operasi telah selesai dilakukan, sebuah berita buruk yang diterimanya.
"Operasi berlangsung sekitar lima jam. Dan dokter panggil saya, dia katakan, bu, anak ibu telah selesai dioperasi. Tapi begini bu, jantung itu kan kecil, jadi kemungkinan sewaktu dioperasi, saraf jantungnya terpotong."
Sebuah baterai pemacu jantung harus dipasang pada tubuh Yehuda. Dan disaat bersamaan, suhu tubuh Yehuda menjadi sangat panas.
"Tapi tidak hanya sampai di situ, hari kedua, suhu badannya tinggi, diatas 40 derajat, hingga dia harus di baringkan di atas es batu."
Hanya doa dan pengharapan pada Tuhan yang mereka berdua miliki.
"Ketika berhari-hari dia ada di ICU, kami berdiri di tangga, lalu kami menghadap ke tembok, dan kami menangis di tembok itu," kenang ayah Yehuda.
Tuhan pun mendengar dan menjawab apa yang menjadi doa mereka. Mukjizatpun terjadi, suhu tubuh Yehuda turun, dan jantungnya kembali berdetak dengan normal.
"Lihat!! mereka kaget... mereka katakan ‘wonderful..wonderful..' saya sendiri tidak mengerti yang mereka maksudkan apa. Lalu mereka bilang, ‘lihat.. Yehuda rupanya engkau bisa hidup sendiri.. Yehuda rupanya engkau bisa hidup sendiri..' Alat pemacu jantung itu sudah bisa di cabut karena jantungnya benar-benar sudah nyambung, dan dia sudah bisa hidup sendiri."
Namun ternyata permasalahan belum selesai, Yehuda masih mengalami kelainan yang belum di ketahui sebabnya.
"Ditemukan pada Yehuda setengah badannya dingin, dan setengahnya panas. Lalu bagian bokongnya itu dingis seperti es. Siapa yang tidak takut, saya takut sekali."
Dalam keadaan seperti itu, dokter menawarkan untuk membawa Yehuda pulang. Dengan imannya, bapak Aristarkus dan istrinya membawa pulang buah hatinya. "Waktu itu dokter tanya saya, ‘Ibu, berani ngga bawa anaknya pulang?' Lalu saya jawab, ‘Ya dok, saya bawa pulang saja anak saya.' Setelah itu kami selalu doakan anak saya, Yehuda engkau hidup.. engkau hidup.. dan engkau hidup.."
Melalui iman dan doa yang tiada henti, Tuhan pun menyembuhkan Yehuda secara sempurna.
"Dan ternyata sekarang Yehuda sembuh, bahkan tidak ada lagi setengah panas dan setengah dingin. Jadi saya yakin banget itu Tuhan Yesus yang sembuhkan."
Hal inilah yang menjadi keyakinan bagi suami istri Aristarkus, bahwa Tuhanlah yang menyelamatkan anaknya, seperti yang dituturkan oleh ibu Hosiana berikut.
"Dalam 1 Korintus 10:13 ya, dikatakan, pencobaan-pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan biasa yang tidak melampaui kekuatan manusia. Pada waktu kamu dicobai, Tuhan akan memberikan kepadamu jalan keluar sehingga kamu sanggup menanggungnya. Dia sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada, bahkan dia sanggup melakukan apa yang tidak mungkin bagi kita, Dia sanggup lakukan. Sebab Dia Tuhan yang hebat.. Percayalah!"
(Kisah ini sudah ditayangkan 22 April 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel)
Sumber Kesaksian:
Bapak Aritarkus & Ibu Hosiana
Baca Juga :